Akhir-akhir ini gw dan
kedua sahabat gw Echi dan Febby suka tidur sampe larut menjelang subuh, cuma
gara2 ngomongin betapa butiran debunya kita, betapa kita makin introvert
semakin bertambahnya usia dan semakin skeptis sama hal-hal baru yang kita
temui.
Kenapa bisa dibilang
butiran debu? Lebih tepatnya sih No Talent, kadang kita minder sama orang-orang
yang bisa segalanya, bisa main musik, bisa nyanyi, jago disain, bisa keliling
dunia, bisa segalanya deh ... minder. Sifat kyak gini sebenernya ga boleh ada,
jadi kesannya kyak ga pernah bersyukur sama apa yang dikasih Tuhan. Tapi kita
beda ko, kita aliran bersyukur garis keras, walaupun kadang didompet tinggal
5rb pun kita saling bahu membahu, ga kyak orang sekitar yang bilangnya gada
duit tapi di atm ada 1jt seratus ribu rupiah, contohnyaaa loh hhe. Ngerasa diri
bagai butiran debu pun bisa jadi bounce back kita buat terus semangat menggapai
impian, ngerasa aus buat belajar. Intinya sih gitu, biar kita aus sama ilmu2
‘hidup’.
Kita juga ngerasa bahwa
kita makin introvert sama dunia, lebih suka menyendiri diantara keramaian,
ngerasa jadi pendiem diantara sekelompok orang yang sedang berinteraksi,
ngerasa serius ditengah keadaan yang tenang, dan kadang terlihat acuh di tengah
suasana yang tegang, ya kita introvert - suka memerhatikan dan menganalisa
keadaan. Beda dengan orang ekstrovert yang lebih membutuhkan sosial, cahaya,
kebisingan, ruang lingkup luas dan sebagainya, kita introvert lebih membutuhkan
sebuah teh hangat dan berkumpul bersama temen2 deket daripada ketempat yang
penuh orang asing. Kita benci basa-basi, kita lebih seneng sama perbincangan
yang padat dan informatif.
Makanya itu kita disebut
pribadi yang “dalam”. Sebenernya kita gak sepenuhnya senang menyendiri, cuma
lebih selektif memilih temen deket namun
padat kyak buku. Orang ekstrovert cenderung hiperbola misal lagi ngerasain
makanan, mereka biasanya berkomentar “makanannya enak banget, gw belom pernah
ngerasain makanan selezat ini dibelahan dunia manapun”, orang introvert kya
kita pasti cuma bilang “iya, enak”. Introvert bersifat akurat, sedangkan
ekstrovert dikenal sebagai perusak survey hhe.
Eh tapi gw bukannya
jelek-jelekkin orang ekstrovert ya, mereka bagus ko, pada intinya kita tetap
saling membutuhkan dan melengkapi, punya temen yang riang bisa jadi membuat
hidup kita lebih berwarna, ga monoton.
Sedangkan skeptis dalam
definisi ini adalah kurang percaya atau sangsi terhadap hal-hal baru yang belom
pasti kesahihannya (apeu), ke-eksistensinya maksudnya. Jadi lebih bertanya dan
meragukan hal-hal baru itu dalam hati, karena kita pernah mengalami pahitnya
jadi kita ngerasa semua hal di dunia ini gada yang bisa dipercaya, sekalipun
itu keluar langsung dari mulut narasumber, pertanyaan akan terus bergulir
sampai akhirnya keluar fakta yang bisa dipercayai.
Life is full of drama
lah ya, semua orang tau itu. Setiap manusia juga punya cara sendiri dalam
menikmati hidup, gw dan sahabat2 gw begini adanya, lo pun juga pasti begitu
adanya hhe :p
Yang penting jangan
lupa sama tujuan awal hidup lo di dunia ini untuk apa :)
Mencari keridhoan
Tuhan
Comments
Post a Comment